SEJARAH MUNCULNYA PARIWISATA


Latar Belakang Munculnya Kepariwisataan 

    Gejala pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu tempat ke tempat lain dan perkembangannya sesuai dengan sosial budaya masyarakat itu sendiri. Semenjak itu pula ada kebutuhan-kebutuhan manusia yang harus dipenuhi selama perjalanannya, di samping juga adanya motivasi yang mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan meningkatnya peradaban manusia, dorongan untuk melakukan perjalanan semakin kuat dan kebutuhan yang harus dipenuhi semakin kompleks. 

    Motivasi dan motif perjalanan dari jaman ke jaman berbeda-beda tingkatannya, sesuai dengan perkembangan dan tingkat sosial budaya, ekonomi dan lingkungan dari masyarakat itu sendiri. Motivasi dan motif perjalanan masyarakat pada jaman pra sejarah berbeda dengan motivasi dan motif perjalanan masyarakat pada jaman modern. Cara perjalanan dan fasilitas yang digunakan masyarakat masih sederhana kalau dibandingkan dengan masyarakat yang lebih maju. 

    Menurut beberapa ahli, pariwisata telah dimulai sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri dengan ditandai oleh adanya pergerakan penduduk yang melakukan ziarah dan perjalanan agama lainnya, disamping juga digerakkan oleh perasaan lapar, haus, perasaan ingin tahu, perasaan takut, gila kehormatan, dan kekuasaan. 

    World Tourism Organization (WTO), secara sepintas membagi perkembangan atau sejarah pariwisata ini ke dalam 3 ( tiga) jaman, yakni : 
a. Jaman kuno 
b. Jaman pertengahan, dan 
c. Jaman modern

Jaman Kuno

    Pariwisata pada jaman kuno, ditandai oleh motif perjalanan yang masih terbatas dan sederhana, yaitu:
  • Adanya dorongan karena kebutuhan praktis dalam bidang politik dan perdagangan, dambaan ingin mengetahui adat istiadat dan kebiasaan orang lain atau bangsa lain, dorongan yang berhubungan dengan keagamaan, seperti melakukan ziarah dan mengunjungi tempat-tempat ibadah. 
  • Sarana dan fasilitas yang digunakan selama perjalanan pada zaman kuno inipun masih sederhana. Alat angkutan dengan menggunakan binatang, seperti kuda, onta, atau perahu-perahu kecil yang menyusuri pantai merupakan alat transportasi yang paling populer. Akan tetapi, perjalanan dengan jalan kaki untuk menempuh jarak berpuluhpuluh atau beratus-ratus kilometer paling banyak dilakukan. Contoh perjalanan pada jaman kuno : seperti yang dilakukan oleh pedagang-pedagang Arab ke Cina untuk membeli barang berharga, pedagang Yunani ke Laut Hitam, pedagang Vinisia ke Afrika. Perjalanan kaum Buddhis Cina ke India, kaum Muslimin yang melakukan ibadah Haji ke Mekkah atau kaum Nasrani ke Yerusalem. 
  • Badan atau organisasi yang mengatur jasa-jasa perjalanan pada jaman ini belum ada. Pengaturan perjalanan ditentukan secara individu, baik oleh perorangan atau kaumkaum. Akomodasi yang digunakan masih sederhana. Para pelancong membangun tenda-tenda sendiri atau tinggal di rumah-rumah saudagar, pemuka-pemuka masyarakat, pemuka agama atau tempat-tempat beribadah, seperti mesjid dan gereja. Akomodasi yang dikelola secara komersiil pada jaman ini belum ada. 

Jaman Pertengahan

  • Motivasi dan motif perjalanan pada abad pertengahan lebih luas dari motivasi dan motif perjalanan pada jaman kuno. Di samping motif perjalanan untuk keperluan perdagangan, keagamaan dan dambaan ingin tahu, pada jaman ini telah berkembang motif untuk tujuan yang berhubungan dengan kepentingan negara (mission) dan motif untuk menambah pengetahuan. 
  • Para pedagang tidak lagi melakukan pertukaran secara barter. Para pedagang cukup dengan membawa contoh barang yang ditawarkan melalui pekan-pekan raya perdagangan. Seperti di St. Denis, Champagne atau Aix-la-Cappalle. 
  • Untuk menjaga hubungan antar negara, baik negara penjajah maupun yang dijajah atau antar negara merdeka, dilakukan saling kunjungan petugas-petugas negara. 
  • Pada jaman pertengahan telah ada perguruan-perguruan tinggi seperti Al Azhar di Kairo, di Paris, Roma, Salamanca, dan sebagainya. Para mahasiswa dari berbagai Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata 3 negara melakukan kunjungan ke universitas-universitas ini untuk menambah atau memperdalam pengetahuannya dengan mendengarkan kuliah-kuliah yang diberikan oleh para guru besar. 
  • Dengan semakin banyaknya yang melakukan perjalanan antar negara, berbagai negara mulai mengeluarkan peraturan-peraturan guna melindungi kepentingan negara, penduduknya serta kepentingan para wisatawan. 
  • Akomodasi yang bersifat komersiil mulai bermunculan walaupun masih sederhana. Demikian pula restoran-restoran yang menyediakan makanan untuk keperluan para pelancong. 
  • Alat angkut tidak hanya dengan menunggang kuda, keledai atau onta, tetapi telah meningkat dengan menambah kereta yang ditarik kuda atau keledai. Angkutan laut telah menggunakan kapal-kapal yang lebih besar.

Jaman Modern

  • Perkembangan pariwisata pada jaman modern, ditandai dengan semakin beraneka ragamnya motif dan keinginan wisatawan yang harus dipenuhi sebagai akibat meningkatnya budaya manusia. 
  • Formalitas atau keharusan para pelancong untuk membawa identitas diri bila mengunjungi suatu negara mulai diterapkan. 
  • Tempat-tempat penginapan (akomodasi) yang dikelola secara komersiil tumbuh dengan subur. Fasilitas yang digunakan semakin lengkap. 
  • Timbulnya revolusi industri di negara-negara Barat telah menciptakan alat angkut yang sangat penting dalam perkembangan pariwisata. Diketemukannya mesin uap, mulai diperkenalkan angkutan kereta api dan kapal uap, dan menggantikan alat angkut yang menggunakan binatang. 
  • Perkembangan selanjutnya ditemukan alat angkut yang menggunakan mesin motor, yang jauh lebih cepat dan fleksibel dalam angkutan melalui darat. Teknologi mutakhir yang sangat penting dalam jaman modern adalah dengan digunakannya angkutan udara yang dapat menempuh jarak jauh dalam waktu yang lebih cepat. 
  • Sejak permulaan abad modern, ditandai pula oleh adanya badan atau organisasi yang menyusun dan mengatur perjalanan.
    Sebagai fenomena modern, tonggak-tonggak bersejarah dalam perjalanan wisata juga dapat ditelusuri dari perjalanan Marcopolo pada tahun 1254-1324 yang menjelajahi Eropa sampai Tiongkok, untuk kemudian kembali ke Venesia yang kemudian disusul perjalanan Pangeran Henry (1394-1460), Cristophe Columbus (1451-1506) dan Vasco da Gama (akhir abad XV). Namun sebagai kegiatan ekonomi pariwisata baru berkembang pada awal abad XIX dan sebagai industri internasional pariwisata dimulai tahun 1865 (Crick, 1989; dan Graburn dan Jafari 1991). 

    Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara seperti Thailand, Singapura, Filipina, Fiji, termasuk Indonesia (Godfrey, 1993, Hitchcock et al, 1993). Dengan pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi berbagai negara, pariwisata sering disebut sebagai “passport to development”, “new kind of sugar”, tool for regional development,”invisible export”, non-polluting industry” dan sebagainya (Pitana, 2002a). 

Sumber:

Suwena, I. K. and Widyatmaja, I. G. N. (2017) Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar: Pustaka Larasan.

Comments