Pariwisata 4.0 Di Danau Toba

 



Pariwisata 4.0 atau Tourism 4.0 masih menjadi perbincangan dalam dunia pariwisata dua sampai tiga tahun kebelakang ini. Di tingkat dunia, Spanyol adalah salah satu negara yang telah mengadopsi konsep ini dengan sangat baik, karena terlihat dari kinerjanya pada akhir tahun 2019 Spanyol bertengger di rangking pertama dunia dalam peringkat daya saing pariwisata internasional yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) dalam laporannya yang bernama The Travel & Tourism Competitiveness Report 2019.

Pada tingkat nasional, pemerintah Indonesia sebenarnya telah mencanangkan untuk masuk ke Industri Pariwisata 4.0 ini di awal tahun 2019, namun pertanyaanya adalah apakah kita sudah siap untuk menyambut peluang tersebut?. Nah untuk membahas kesiapan tersebut, sebelumnya saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa yang disebut dengan pariwisata 4.0 dan bagaimana contoh serta aplikasinya didunia nyata dan selanjutnya kita lihat bagaimana aplikasinya di Indonesia sendiri.

Munculnya Era Digital 4.0 terlihat dengan kemudahan akses atau informasi melalui media digital, sehingga menjadi penyebab fenomena yang sama pada sektor pariwisata. Pendekatan Era Digital 4.0 yang di tandai dengan adanya perpaduan berbagi bidang teknologi. Di Danau Toba sendiri, Menteri Pariwisata Wishnutama mengajak para 'Konten Kreator' untuk promosikan Danau Toba di Era Digital 4.0. Menurut Ketua TICC (Tourism Indonesian Creative Community) Wiki Syafril, hal ini merupakan sebuah keharusan bagi kaum muda di kawasan Danau Toba sebagai pelaku pelaku konten kreator untuk ikut ambil bagian sebagai generasi militan Pariwisata demi kemajuan Pariwisata Danau Toba. 

”Merujuk apa yang menjadi harapan Menteri Pariwisata RI Wishnutama dan juga harapan kita bersama, ditengah pandemic covid 19 belum berakhir, sehingga Pariwisata belum menunjukkan pemulihan signifikan, jadi diharapkan kepada para generasi muda agar menyiapkan SDM mumpuni sebagai pioner dalam menciptakan dan mempromosikan pariwisata melalui konten kreatif untuk membangun kepercayaaan publik kepada Pariwisata Danau Toba dalam menyongsong adaptasi kebiasaan baru dengan CHSE (Cleanless, Healthy, Safety and Environment Sustainibility)” jelas Wiki.

Dalam hal ini, komitmen dari tim TICC yang memiliki tanggung jawab untuk mensinergikan promosi pariwisata, TICC langsung di gandeng oleh Kemenparekraf/baparekraf melalui direktorat IFTA dan BPODT (Badan Pelaksana Otorita Danau Toba), akan menyelenggarakan pelatihan konten kreator baik foto dan video di Sipinsur/Bakkara (kawasan Danau Toba bagian selatan) pada tanggal 16 dan 17 november 2020 dengan para peserta insan creator se Danau Toba dalam rangka menghadapi Digital Tourism 4.0.

Hal ini akan sangat membantu aktivitas kepariwisataan di sekitar Danau Toba secara domestik dan internasional. Menurut Databoks, kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Danau Toba pada tahun 2018 bahkan tidak mencapai 300 ribu, lebih tepatnya 231.465 pengunjung, sedangkan pengunjung domestik mencapai 12,1 juta. Dengan bantuan dari para konten kreator, apalagi yang sudah Go International. Hal ini dapat menjadi faktor berkembangnya pariwisata di daerah Danau Toba kedepannya.



Giovanni Tanaka
1911521013
IPW A

sumber:
-https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/17/kunjungan-wisatawan-mancanegara-ke-danau-toba-hanya-naik-tipis
-https://kliktodaynews.com/toba/menteri-pariwisata-wishnutama-ajak-para-konten-kreator-untuk-promosikan-danau-toba-di-era-digital-4-0/

Comments